Banyumas, 28 Juli 2025 _ Komitmen PGRI Kabupaten Banyumas dalam memajukan pendidikan inklusi semakin nyata dengan diselenggarakannya Webinar Seri #3 PGRI Berbagi. Dengan tema “Praktik Baik Implementasi Pendidikan Inklusi di Satuan Pendidikan,” webinar tersebut sukses menghadirkan narasumber internasional dari Malaysia dan Jepang, membuktikan positioning PGRI Banyumas sebagai aktor aktif dalam kolaborasi lintas negara.
Kegiatan tersebut diselenggarakan secara daring dan terbuka untuk 1.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Disediakan pula sertifikat gratis dan materi pendukung guna mendukung pembelajaran peserta secara maksimal.
“Kami merasa terhormat bisa mendatangkan pakar luar negeri. Ini bukti bahwa Banyumas terbuka terhadap praktik global yang relevan,” ujar Eko Purnomo, S.Pd., Ketua PSLCC PGRI Banyumas.
Narasumber webinar mencakup Dr. Ng Khar Thoe dan Guan Xingzhi dari Malaysia, serta Prof. Dr. Masanori Fukui dari Jepang, bersama satu narasumber nasional, Aminah Agustina dari SD Negeri 5 Arcawinangun. Mereka berbagi praktik terbaik dalam pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus.
Keberhasilan membawa narasumber dari luar negeri menjadi bukti bahwa PGRI Banyumas siap berperan sebagai hub pengetahuan global yang berakar lokal.
“Kami bersyukur atas antusiasme peserta dan dukungan dari narasumber internasional. Semoga kerja sama ini terus berlanjut,” ujar Sarno, S.Pd., SH., M.Si., Ketua PGRI Kabupaten Banyumas.
Kolaborasi antara Dr. Ng Khar Thoe dan Guan Xingzhi menyoroti pemanfaatan musik sebagai media pembelajaran bagi anak autis. Mereka menyampaikan bahwa ketertarikan anak-anak autis terhadap musik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan fokus dan interaksi.
Program blended learning musik yang mereka kembangkan menggabungkan metode Orff tradisional dengan teknologi interaktif, menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.
“Kami memakai Chrome Music Lab, Groove Pizza, bahkan TikTok dan YouTube sebagai alat bantu pembelajaran visual yang menarik,” jelas Ng.
Sementara itu, Prof. Dr. Masanori Fukui membawakan paparan tentang pentingnya kreativitas yang dapat dilatih dalam proses pendidikan, bukan hanya bergantung pada bakat bawaan.
Beliau mengutip teori Onda dan Bono untuk menekankan bahwa pemikiran kreatif bisa ditumbuhkan jika ada dukungan pedagogis yang tepat.
“Sekolah seharusnya menjadi ruang eksplorasi bagi kreativitas baru yang bersifat individual,” tuturnya.
Aminah Agustina menyampaikan praktik nyata di sekolahnya yang melibatkan kerja sama dengan berbagai institusi untuk mendukung pembelajaran inklusif.
“Kami belajar dari banyak pihak, termasuk dunia usaha, agar anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang saling mendukung,” kata Aminah.
Webinar tersebut menandai langkah maju PGRI Banyumas dalam membuka peluang pembelajaran lintas budaya dan inovasi, sembari memperkuat kapasitas lokal melalui pertukaran gagasan global.
(red/Taft)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar