PGRI Banyumas Gelar Webinar Internasional, Bahas Praktik Terbaik Pendidikan Inklusi - PGRI KABUPATEN BANYUMAS

Breaking

IKLAN

Iklan

Selasa, 29 Juli 2025

PGRI Banyumas Gelar Webinar Internasional, Bahas Praktik Terbaik Pendidikan Inklusi



Banyumas, 28 Juli 2025_PGRI Kabupaten Banyumas sukses menyelenggarakan Webinar Seri #3 bertajuk “Praktik Baik Implementasi Pendidikan Inklusi di Satuan Pendidikan.” Kegiatan ini diikuti oleh peserta lintas jenjang dan wilayah, serta menghadirkan narasumber dari Malaysia, Jepang, dan Indonesia.


Webinar diselenggarakan secara daring melalui Zoom dan YouTube PGRI Kab. Banyumas, dengan kuota peserta mencapai 1.000 orang, materi pendukung, dan sertifikat gratis.


“Selamat mengikuti webinar ini, semoga menjadi pintu untuk lebih banyak kolaborasi dengan pemateri internasional,” ujar Eko Purnomo, S.Pd., Ketua PSLCC PGRI Banyumas.


Narasumber yang dihadirkan antara lain Dr. Ng Khar Thoe dan Guan Xingzhi dari Malaysia, Prof. Dr. Masanori Fukui dari Jepang, serta Aminah Agustina dari Indonesia. Mereka membagikan praktik inovatif dalam pengelolaan pendidikan inklusi, khususnya untuk anak berkebutuhan khusus.


Ketua PGRI Banyumas, Sarno, S.Pd., SH., M.Si., mengawali acara dengan menekankan pentingnya pertukaran pengalaman lintas negara sebagai upaya mendorong pendidikan yang ramah untuk semua kalangan.


“Kami sangat bersyukur atas partisipasi dari seluruh narasumber dan peserta, termasuk yang datang dari luar Jawa,” tuturnya.


Dr. Ng Khar Thoe menyoroti tantangan pembelajaran inklusi bagi anak autis yang mengalami kesulitan fokus dan partisipasi, sedangkan guru sering kali belum memiliki strategi pendukung yang memadai.


Kolaborasi dengan Guan Xingzhi mendorong pemanfaatan musik sebagai media pembelajaran efektif bagi anak-anak dengan autisme karena ketertarikan mereka yang tinggi terhadap musik.


“Kami menggabungkan metode Orff tradisional dengan pendekatan teknologi melalui program blended learning,” papar Ng.


Beberapa alat musik digital interaktif seperti Chrome Music Lab, Groove Pizza, dan platform media sosial seperti TikTok dan YouTube digunakan untuk meningkatkan interaksi dan kreativitas anak autis secara visual dan menyenangkan.


Sementara itu, Prof. Dr. Masanori Fukui menekankan bahwa kreativitas bukanlah bakat alami semata, melainkan keterampilan yang dapat dilatih dalam konteks pendidikan.


“Pertanyaannya adalah bagaimana kreativitas yang baru bagi individu bisa dibangkitkan?” ujarnya sambil mengutip Onda dan Bono sebagai referensi penting.


Aminah Agustina dari SD Negeri 5 Arcawinangun membagikan praktik baik dalam menjalin kolaborasi dengan instansi pemerintah dan dunia usaha untuk mendukung inklusi pendidikan.


“Kami bersinergi dengan banyak pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, dan hasilnya tercermin dalam prestasi siswa kami,” jelas Aminah.


Acara yang berlangsung hangat mengukuhkan komitmen PGRI Banyumas dalam memperluas cakupan pemikiran dan implementasi pendidikan inklusif yang adaptif, kreatif, dan kolaboratif lintas batas.


(red/Taft)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan