Pakar Pendidikan Jepang Ingatkan Peran Sentral Guru Tak Tergantikan AI dalam Seminar Internasional PGRI di UMP - PGRI KABUPATEN BANYUMAS

Breaking

IKLAN

Iklan

Rabu, 26 November 2025

Pakar Pendidikan Jepang Ingatkan Peran Sentral Guru Tak Tergantikan AI dalam Seminar Internasional PGRI di UMP

 


 

Prof. Dr. Masanori Fukui dari Mie University, Jepang, menegaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) tidak dapat menggantikan peran pendampingan orang dewasa dalam pendidikan, meskipun kemampuannya membantu berbagai hal. Pernyataan ini disampaikan dalam Seminar Internasional PGRI Kabupaten Banyumas di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Rabu (26/11/2025).

 

Sebagai narasumber internasional, profesor asal Jepang ini membedah konsep literasi AI yang lebih dari sekadar kemampuan operasional. Ia menekankan pentingnya menciptakan nilai melalui pemanfaatan AI dalam proses pembelajaran.

 

"Literasi AI adalah tentang menciptakan nilai, bukan hanya mengoperasikan. Maksudnya adalah bagaimana mengintegrasikan AI untuk analisis data, membuat hipotesis, dan pembuatan keputusan yang esensial," tegas Prof. Fukui di hadapan 1.295 guru.

 

Pakar pendidikan ini mengingatkan batasan-batasan AI dalam proses pendidikan. Menurutnya, AI tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis benar dan salah secara moral, sehingga peran guru tetap krusial dalam membimbing peserta didik.

 

"AI tidak mampu menganalisis benar atau salah maka penggunaan AI pada anak harus melalui pendampingan orang dewasa. AI sangat penting, namun kemampuan akademik lebih penting," jelasnya tegas.

 


Prof. Fukui menawarkan tiga desain ulang pendidikan untuk era AI. Pertama, penguatan kemampuan akademik dasar dan struktural. Kedua, memposisikan literasi AI hanya sebagai alat belajar. Ketiga, memperkuat inquiry-based learning.

 

"Pentingnya berinovasi dan menciptakan kreativitas di zaman AI yakni bagaimana mengelola AI untuk dapat menghubungkan berbagai perbedaan dan menggeneralisasi pertanyaan baru," papar Prof. Fukui.

 

Menurut profesor Jepang ini, pendidikan di era AI harus mampu menyeimbangkan antara penguasaan teknologi dan penguatan kemampuan akademik fundamental. Ia menekankan bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan tujuan dari proses pendidikan.

 

"Kita perlu mendesain ulang pendidikan untuk era AI dengan menguatkan kemampuan akademik dasar dan struktural. Literasi AI hanya alat untuk belajar siswa, dan kita harus memperkuat inquiry based learning," ungkapnya.

 

Kehadiran Prof. Fukui dalam seminar ini memperkaya perspektif internasional dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Paparannya memberikan pencerahan tentang strategi memanfaatkan AI tanpa mengabaikan esensi pendidikan.

 

"Pendidikan yang humanis di era AI adalah yang mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat, sambil tetap mempertahankan dan memperkuat peran guru sebagai pendidik yang membimbing nilai-nilai dan karakter peserta didik," tutup Prof. Fukui menegaskan posisi sentral guru dalam ekosistem pendidikan modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan