Guru Banyumas Didorong Kuasai AI untuk Pendidikan Humanis di Seminar Internasional PGRI - PGRI KABUPATEN BANYUMAS

Breaking

IKLAN

Iklan

Rabu, 26 November 2025

Guru Banyumas Didorong Kuasai AI untuk Pendidikan Humanis di Seminar Internasional PGRI

 



PURWOKERTO - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas menyelenggarakan seminar internasional bertajuk "Mengintegrasikan Teknologi untuk Pendidikan yang Humanis dan Berkelanjutan" pada Rabu, 26 November 2025. Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) ini dihadiri oleh 1.295 guru dari berbagai jenjang pendidikan untuk membekali mereka menghadapi tantangan dan peluang Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan.

 

Seminar yang berlangsung dari pukul 07.15 hingga 11.35 WIB ini menghadirkan pembicara kunci dari dalam dan luar negeri, termasuk perwakilan dari Jepang dan Malaysia. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs. Joko Wiyono, M.Si., setelah sebelumnya diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars PGRI, serta sambutan dari Rektor UMP dan Ketua PGRI Kabupaten Banyumas.

 

Dalam sambutannya, Ketua PGRI Kabupaten Banyumas, Sarno, S.Pd., S.H., M.Si., melaporkan tujuan diselenggarakannya acara ini. "Kegiatan ini bertujuan agar guru mampu mengikuti perkembangan zaman dan menjadi guru yang adaptif untuk meningkatkan kompetensi peserta didik," ujarnya. Ia juga mengonfirmasi bahwa "TPG guru TW IV telah cair atas inisiasi Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan kerjasama Kementerian Keuangan."

 

Drs. Joko Wiyono, M.Si., dalam sambutan sekaligus pembukaannya, menekankan pentingnya guru Banyumas untuk tidak gagap teknologi. Ia mendorong guru untuk memiliki kompetensi pedagogik, sosial, profesional, dan kewirausahaan, serta memanfaatkan AI untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

 

Joko Wiyono juga mengingatkan tentang karakteristik siswa di daerah urbanistik seperti Banyumas. "Guru Banyumas harus bisa menghadapi anak urbanistic yang membawa culture asal siswa sehingga AI mempengaruhi konsep berfikir. Selain itu, terjadi pergeseran nilai, sehingga guru harus mengedepankan nilai afektif agar sekolah menjadi nyaman," tegasnya.

 

Rektor UMP, Prof. Dr. Jebul Suroso, mendukung penuh topik seminar ini sebagai langkah adaptif di gelombang teknologi ketiga. Ia mengungkapkan sejumlah inisiatif UMP, termasuk kerjasama integrasi S1-S2 dengan ITB dan fasilitasi literasi digital untuk sekolah-sekolah di Banyumas.

 

Prof. Dr. Masanori Fukui dari Mie University, Jepang, memberikan perspektif mendalam tentang pemanfaatan AI. "AI tidak mampu menganalisis benar atau salah maka penggunaan AI pada anak harus melalui pendampingan orang dewasa," jelasnya. Ia menekankan bahwa "Literasi AI adalah tentang menciptakan nilai, bukan hanya mengoperasikannya," yang mencakup integrasi AI untuk analisis data dan pembuatan keputusan.

 

Pembicara dari University of Malaysia, Prof. Dr. Arasu Rahman, berbagi pengalaman dengan organisasi RISE yang menaungi pendidikan bagi anak pengungsi. Ia mengajak para guru untuk dapat berkontribusi sebagai relawan dalam program-program pendidikan yang dirancang secara efisien.

 

Dr. Lia Mareza, M.A., dari UMP, memaparkan karakteristik yang dibutuhkan seorang pemimpin di era digital. "Seorang digital leader harus visioner, adaptif pada perubahan teknologi, mampu membuat keputusan, dan fokus pada kolaborasi serta inovasi," paparnya. Ia juga menjelaskan miskonsepsi tentang computational thinking. "Berpikir komputasional tidak sama dengan coding, dan tidak complicated. Ia adalah cara memecahkan masalah besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih terstruktur."

 

Menanggapi pertanyaan dari peserta mengenai etika AI, Dr. Lia Mareza menyoroti pentingnya penggunaan 'prompt' atau perintah yang tepat dan bertanggung jawab sebagai salah satu bentuk penerapan etika dalam menggunakan kecerdasan buatan.

 

Secara keseluruhan, seminar ini menegaskan komitmen bersama untuk memajukan pendidikan. Seperti disimpulkan oleh Prof. Fukui, "Pentingnya berinovasi dan menciptakan kreatifitas di zaman AI, yakni bagaimana mengelola AI untuk dapat menghubungkan berbagai perbedaan dan menggeneralisasi pertanyaan baru." Acara juga dimeriahkan dengan penandatanganan MoU dan penyerahan plakat dari PT. Paragon kepada para narasumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan